MA TIK BECOME A MOTHER, AGAIN

Sekitar awal juni Ma Tik entog free range kami bertelur satu butir per hari, tanggal 14 juni adalah hari terakhir Ma Tik bertelur dengan jumlah telur sebanyak 14 butir. Tepat pada tanggal 14 Juli kemarin seluruh telur berhasil menetas dan kami memiliki 14 ekor bayi entog baru…horeeeee…semua serba 14, bukan sulap dan bukan sihir.

Berbeda dengan unggas lainnya, induk entog merupakan induk yang paling rajin menjaga telurnya dan merawat anaknya. Bahkan, kalau di desa-desa, petani kadang “menitipkan” telur bebek atau telur ayam untuk ditetaskan oleh indukan entog. And yeah…she doesn’t know the difference so segala jenis yang berbentuk bulat juga pasti akan dierami. Tingkat keberhasilan penetasan yang hingga 90% diakibatkan oleh “lebarnya” body emak entog sehingga mampu menutupi hingga 25 butir telur entog ukuran besar….i speak about it in a good way yaaa, bukan bermaksud body shamming Ma Tik. Pardon me Ma Tik.

Salah satu yang harus dilakukan saat telur menetas adalah menyiapkan kandang khusus bayi dengan lampu kuning dan aman dari angin, karena bayi entog ini masih rentan dengan udara dingin. Pada seminggu awal merupakan waktu yang krusial dimana kita harus sering menengok kondisi bayi karena kalau mereka belum dipisah dengan induknya, terkadang kejadian kematian bayi entog itu karena tidak sengaja diduduki oleh induknya, again bukan body shamming. Selain itu, cukup masukan vitamin tambahan seperti vitachick di dalam minumannya untuk penambah asupan nutrisi. Setelah seminggu berakhir, mereka sudah dapat dipisahkan supaya induknya memiliki “me time” untuk beristirahat.