Ditengah-tengah berjibaku dengan laporan keuangan dan pajak (sebentar lagi maret ya guysss, jangan lupa kewajiban lapor SPT) salah satu refreshing bagi kami adalah berjibaku dengan kebun. Yaaa, meskipun dapat dibilang tidak terlalu banyak pekerjaan di kebun permaculture yang sudah menginjak tahun ke-5. Seperti yang kami informasikan sebelumnya, bahwa sejak tahun ke-4 kami sudah less work dikebun. Karena soil preservation sudah kami lakukan di tiga tahun pertama, dan biodiversity sudah kami lakukan menginjak tahun ke-2. Jadi pekerjaan kami hanya tinggal memanen…memanen dan memanen. Salah satu keuntungan menanam 80% perrenial, 10% biennial dan 5% self polinating adalah…you don’t have to do practically anything.
Terus dikebun sekarang ngapain aja kak? Hanya pemangkasan rutin setiap mendekati akhir musim panas dan musim hujan, merapikan tanaman yang offside, dan setiap 2 bulan sekali menanam annual, lalu kegiatan menyetek beberapa tanaman, bermain dengan hewan-hewan dan memperbaiki atau menambah beberapa fasilitas. Yuppp. Dari awal kami trio kwek-kwek ini berdebat sengit tentang mendahulukan fasilitas dan infrastruktur atau ekologi kebun, and since women always right keputusan mbok kebun yang dituruti, dan beliau selalu tertawa ngakak setiap mengingat kebenaran akan keputusannya itu “tuh khan…tuh khan…” Today, kami melakukan penertiban pada rimbunan bambu dihalaman depan dan membuang sulur tanaman labu yang sudah selesai masa hidupnya. Okeh…sudah agak mirip kebun pemda sekarang bentuknya ahahahha.
And in this freakin hot wheather, kami didinginkan oleh homemade cincau hijau markisa.