Exhausting Day

This few days is the most exhausting days ever, there’s a lot of hardwork should be done before rainy season end. So basically what we do is prepping our permaculture garden to be ready in summertime. Berbeda dengan kebun lainnya yang memang memiliki end of supply air dan tukang kebun, kami melakukan semuanya sendiri ditengah kondisi area perbukitan gersang, jadi kami harus memutar otak untuk meminimalisir jejak karbon dan membuat rencana yang cerdas.

Bagi follower lama kami mungkin sudah paham kalau kebun kami berada diatas perbukitan yang amat susah air, mayoritas penduduk dan petani disini membeli air karena tidak ada air meskipun sudah digali dengan kedalaman 100 meter lebih. Jadi kalau ada yang tanya, BP kok kerjanya nyantai yaa? ya karena beberapa tahun belakangan ini kami sudah menemukan metode yang sesuai dengan kondisi area dimana kami berada. Kami bekerja keras dua kali dalam setahun, di pertengahan musim hujan dan diakhir musim panas, selebihnya hanya pekerjaan ringan yang bisa disambi dengan pekerjaan non gardening kami.

Pekerjaan dibeberapa hari ini meliputi :
– Penanaman beberapa pohon sukun, aren, tabebuya, melinjo, alpukat, dan pisang kepok di area tergersang.
– Merapikan tanaman berjenis semak.
– Regrow singkong yang dibagi untuk area panenan umbi dan panenan daunnya saja.
– Merapikan ajir untuk beberapa pohon kelor yang masih kecil, pisang dan gedi.
– Kami juga memetik jantung pisang dan pisang kepok mentah untuk persediaan lauk.

At the middle of the day badan serasa remuk, untung kami sudah sarapan lemet singkong dan teh tubruk herba. Bagaimana kondisi kebun kalian? Sibuk apa?