Permaculture Approach 4 – Weeds Management. Apa Kita Membutuhkan Mulsa?

Permaculture Approach 4 – Weeds Management. Apa Kita Membutuhkan Mulsa?

Mulch or not to mulch, pembahasan ini juga akan menghasilkan pro dan kontra yang tidak ada habisnya, pro kontra ini tidak hanya berlaku pada urban vs non urban saja, karena mindset dan kebiasaan penduduk rural juga amat mempengaruhi permasalahan mulch or not to mulch. Di dalam salah satu prinsip permaculture no 5. Use and value renewable resources merupakan aplikasi closed loop energi, hal ini bukan hanya untuk penggambaran energi besar semacam angin, matahari, debit air atau gas metan, melainkan pula closed loop energi sampah kebun, misalnya hasil prunningan cabang, ranting atau dedaunan.

Permaculture Approach 4 – Weeds Management. Apa Kita Membutuhkan Mulsa?
Permaculture Approach 4 – Weeds Management. Apa Kita Membutuhkan Mulsa?

Artinya hasil prunning dapat kita jadikan mulsa organik untuk melindungi soil dari paparan sinar matahari dan mengurangi penguapan. Mulsa amat diperlukan top soil. Please baca ulang materi mengenai pemuliaan tanah atau soil preservation untuk paham why and why-nya. Nah, namun kegiatan simple namun amat berguna ini terkendala dengan sudut pandang personal, ada yang mengganggap me-mulsa-kan ini membuat kotor,  tidak memiliki fungsi atau karena kebiasaan saja membiarkan bare soil. Well, untuk alasan no 1 dapat diatasi apabila kita membuat frame disetiap pepohonan dan garden bed di setiap tanaman (baca kembali postingan mengenai frame). Dengan dibuatnya frame, rimbunan mulsa hidup tidak akan berantakan meskipun tertiup angin atau terkena hujan. Namun apabila permasalahannya adalah alasan kebiasaan, nah disinilah kami tidak dapat memaksa pilihan personal.
Cek slide terakhir untuk melihat tumpukan mulsa dibawah rimbunan pohon halaman depan.

Permaculture Approach 4 – Weeds Management. Apa Kita Membutuhkan Mulsa?